Kamis, 12 Mei 2011

Response Paper (Televisi Digital)


Dalam kehidupan manusia, tidak dapat di lepaskan kebutuhan akan informasi. Sebelumnya kita mendapatkan informasi dari media cetak tetapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan informasi sehingga berkembanglah audio visual seperti televise. Televisi sebagai alat pemuas kebutuhan manusia dalam hal infomasi dengan menggunakan gambar dan suara sehingga lebih menarik dalam menyampaikan informasi daripada media cetak.

            Televisi digital (DTV) adalah salah satu jenis teknologi penyiaran melalui udara yang baru dan inovatif yang mengirimkan gambar melalui gelombang udara dalam bentuk bit data, seperti halnya komputer. DTV memungkinkan stasiun TV untuk dapat menyediakan gambar yang secara dramatis lebih jelas, berkualitas suara yang lebih baik dan pilihan program yang lebih banyak. Selain DTV ada juga HDTV (High Definition Television) dan SDTV (Standard Defenition Television) yang masing-masing memiliki perbedaan. HDTV bekerja dengan sinyal analog, mempunyai layar yang cukup lebar, berisi piksel 10 kali lebih banyak dari TV analog, dan resolusinya lebih rendah, SDTV hanya mampu menampilkan 480 baris vertikal, dan kualitas gambarnya setara dengan film-film DVD. Akan tetapi keunggulan SDTV adalah kemampuan stasiun TV untuk mengirimkan informasi karena dibandingkan dengan HDTV, SDTV tidak terlalu banyak memakan bandwith. Dalam satu kali pengiriman program, SDTV mampu mengirim lima program sekaligus sedangkan HDTV hanya satu program. Minat terhadap HDTV pun sangat sedikit sehingga dapat dipastikan jumlah pemirsa pun akan sedikit, alasannya karena harganya lebih mahal dan stasiun atau produsen belum memproduksi konten digital se-standar HDTV begitu juga dengan para pembuat iklan, mereka akan berpikir dua kali lipat untuk membuat iklan yang layak ditayangkan pada HDTV karena biaya yang dikeluarkan 10-20 % lebih banyak.
            Dengan adanya penyiaran DTV membuat komunikasi menjadi dua seperti internet. Dan DTV memiliki kualitas gambar yang bagus karena memiliki tingkat akurasi dan resolusi yang tinggi. Untuk saat ini, DTV sudah mulai digunakan di Indonesia. Saya setuju bahwa DTV membuat audience dapat berkomunikasi 2 arah karena di DTV telah terjadi perpidahan focus dari komunikator ke komunikan. Pemirsa dapat memilih tayangan-tayangan yang mereka inginkan.
Empat komponen utama di dalam TV, yaitu:
-         Electron Gun
-         Stearing Coil
-         Screen (tempat display gambar)
-         Glass Tube (melingkupi semua komponen)
Electron Gun memproduksi 1-3 sinar elektron, yang ditembakkan ke glass tube dan lanjut ke layar. Tembakan Electron Gun akan menghidupkan suatu bagian di layar yaitu pixel, lebih dari 200.000 pixel ada di screen TV. Stearing coal bertugas untuk menggerakan sinar elektron ke atas, ke bawah, kanan, kiri untuk menciptakan suatu gambar yang utuh.
Perkembangan Televisi                   
Pada tahun 1920, John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins pertama kali menggunakan sebuah piringan bernama Nipkow untuk menciptakan sebuah sistem yang mampu menangkap gambar, transmisi hingga penerimanya. Mereka membuat seluruh sisitem penyiaran hingga penerima televisi berdasarkan suatu sistem gerakan mekanik.
Pada masa itu, muncul pula Vladimir Zworykin dibantu oleh seorang senior Vice President Radio Corporation of Amerika yang bernama David Sarnoff. David Sarnoff melakukan perkembangan TV secara mekanik dan elektronik. Muncul competitor bernama Philo Farnsworth juga mengembangan penyiaran TV. Hingga pada tahun 1935, keduanya berhasil memancarkan siaran dengan sistem elektronik dengan harga terjangkau.
Kemudian tiga tahun setelah itu, RCA dan Vladimir Zworykin sudah siap akan program reguler televisinya dan mulai mempromosikan program mereka pada World Fair di New York secara besar-besaran. Antusiasme masyarakat yang besar terhadap perkembangan tersebut membuat National televison Standards Committee  membuat suatu standarisasi sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Keputusan tersebut diterima dengan baik oleh 22 buah stasiun TV di Amerika dengan mengkonversi sistem mereka ke dalam standart elektronik yang baru dalam kurun waktu lima bulan setelah keputusan tersebut.
Saat itu masih berkembangnya televisi  analog yang cara kerjanya mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan baik voltase maupun frekuensi sinyal. Sistem sebelum televisi digital dapat dimasukkan ke analog. Sistem yang digunakan dalam televisi analog adalah National Television System Committee (NTSC) yang merupakan sebuah badan industri yang membuat standarisasi dalam televisi analog. Sistem tersebut telah diterapkan di beberapa negara sperti di Amerika Serikat, China, Jepang, Taiwan, Korea Utara,Korea Selatan dan Mongolia.
Pada tahun 1967, dikembangkannya suatu sistem yang digunakan di seluruh dunia, yaitu Phase Alternating Line atau PAL. Sistem ini merupakan encoding berwarrna yang digunakan dalam sistem TV Broadcast. PAL sendiri diciptakan oleh seorang pekerja di Telefunken  Jerman yang bernama Walter Bruch.
Kemudian dalam perkembangannya, televisi mengenal televisi digital yang menggunakan modulasi digital dan sebuah sistem kompresi dalam penyebaran video, audio, dan signal data ke televisi.
Selain itu kita juga mengenal televisi kabel dimana sistem penyiaran acara televisi menggunakan sebuah frekuensi radio yang berserat optik atau berkabel koaksial. Televisi, radio, telepon, dan internet juga dapat disampaikan melalui kabel tersebut. Sistem ini hampir berhasil diterapkan di semua negara kecuali di Afrika. Hal tersebut dikarenakan oleh kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah.
Kemudian kita mengenal pula televisi satelit yang pemancarannya menggunakan cara yang sama dalam pemancaran komunikasi satelit. Caranya bisa disamakan dengan televisi lokal dan televisi kabel. Pada layananan televisi satelit, sinyal lokalnya mempu menghasilkan jangkauan saluran dan layanan-layanan spserti lauanan berbayar yang jauh lebih luas.
Sistem Pemancar TV Digital
Di seluruh dunia ada tiga standar TV digital, yaitu:
Digital Television (DTV) di USA
- Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) di Eropa
- Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T) di Jepang

Referensi:
Anggraini,Shienny. (2010). Perkembangan Televisi, Si Media Audio Visual (internet). Terdapat dalam: http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=5885&Itemid=9 (Diakses 11 Mei 2011).
Niarpramita. (2009). Digital Television (internet). Terdapat dalam: http://niarpramita.wordpress.com/ (Diakses 11 Mei 2011).
Nurfitriyasari,Debby. (2008). Artikel IT dan SO (internet). Terdapat dalam: http://debby03.blogspot.com/ (Diakses 11 Mei 2011).
Pertiwi,Adhika. (2010). Laporan Presentasi Audio Digital (internet). Terdapat dalam: http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=5588&Itemid=9 (Diakses 11 Mei 2011).

4 komentar:

  1. blog nya sangat menarik dan menambah wawasan :)

    BalasHapus
  2. nice paper,.,.,smoga dengan adanya televisi digital di indonesia dapat memajukan negara kita,.,.,

    BalasHapus
  3. blog nya sangat membantu dan mudah dipahami

    BalasHapus
  4. artikel yang menarik dan menambah informasi

    BalasHapus