Jumat, 18 Maret 2011

Tren Konvergensi Media yang Semakin Berkembang

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/ICT) semakin berkembang pada beberapa waktu belakang ini. Salah satu jenis perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang marak adalah terjadinya konvergensi media. Konvergensi media merupakan perubahan informasi atau data dari data analog menjadi data digital sehingga konvergensi media mengarah penciptaan produk-produk aplikatif. Konvergensi adalah penggabungan teknologi telekomunikasi yang bersifat massif dengan teknologi computer yang bersifat interaktif. Dengan adanya konvergensi media dapat memberikan kemudahan untuk penanganan, penyediaan, distribusi, dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data, dan sebagainya.  (Preston:2001).
            Dengan adanya konvergensi media, mulai terjadi pergeseran yang menyebabkan demasivikasi (demasssification) yaitu kondisi dimana komunikasi massa tradisional mulai ditinggalkan atau lenyap. Sehingga arus informasi terjadi semakin personal dikarekan setiap orang bebas untuk memilih informasi yang dibutuhkan. Akibat dari konvergensi media bukan hanya terlihat dari arus informasi tetapi sumber informasi yang memasukan informasi. Dengan adanya media konvergensi, menyebabkan siapa saja dapat secara bebas mengupload informasi baru tanpa kendala mekanisme kerja yang pangjang pada massa konvensional. Hal ini menyebabkan pengurangan fungsi editor dalam massa tradisional. Dan informasi-informasi yang baru tidak di revisi sehingga audience mendapatkan informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Selain itu, feedback yang tertunda dalam komunikasi massa tradisional pun lenyap, karena dengan adanya media konvergensi maka audience dapat secara langsung dan cepat untuk memberikan respon atau feedback.
            Konvergensi media bukan semata-mata hanya memperlihat perkembangan teknologi tetapi konvergensi juga mengubah hubungan antara teknologi, industry, pasar, gaya hidup, dan khalayak. Sehingga konvergensi mengubah pola produksi dan konsumsi dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Bahkan di negara maju seperti Amerika melakukan tren penurun pelanggan media cetak dan menaikan pelanggan internet. Hal ini juga dilakukan di Indonesia, contohnya: Mizan Group melakukan konvergensi media dengan meluncurkan lima penyebaran informasi seperti Mizan-google Book Search; www.mizan.com; Mizan e-Book; Mizan Fonovela; dan Mizan talking Book. Dengan konvergensi media internet dan buku ini memiliki dampak yang bagus pada penjualan dan merupakan cara penjualan yang baik bagi buku-buku yang lama. Seperti yang dikatakan oleh Prof Henry Jekins dari Massachussetts Institute of technology, konvergensi adalah pergeseran budaya ketika konsumen dimungkinkan untuk mengakses informasi dan konten yang sama dalam berbagai platform media. Oleh karena itu, Mizan Group meluncurkan berbagai pernyebaran informasi buku melalui internet. Agar para audiencenya dapat memilih media yang paling mudah untuk digunakan.
            Konvergensi media juga menyebabkan pergeseran pola perilaku manusia dalam bekerja, belajar, menjalankan bisnis atau perusahaan, menjalankan pemerintahan, bahkan melakukan perdagangan. Dalam bidang perdagangan terdapat istilah seperti e-commerce dan e-banking, dalam sector pemerintah dikenal dengan e-government, sedangkan dalam dunia pendidikan terdapat istilah seperti e-learning. Dan bahkan para pekerja seni pun dapat mengenalkan hasil karya seninya kepada dunia internasional tanpa mengenal batas territorial.
            Konvergensi media memiliki beberapa dampak positif maupun negative. Konvergensi media dapat menyebabkan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan. Salah satunya yaitu perubahan pers tradisional ke online sehingga siapapun dapat mengupload berita sehingga pekerjaan wartawan menjadi berkurang, lalu para editor yang bertugas menjadi gatekeeper pun lambat laun akan berkurang karena massa tradisional mulai lenyap sedangkan massa online tidak terlalu menggunakan gatekepper. Selain berdampak negative, konvergensi media juga memiliki dampak positif seperti karena massa tradisional misalnya Koran ; majalah; buku mulai ditinggalkan maka bahan baku pun mulai dikurangi. Dengan pengurangan bahan baku, dapat mengurangi global warming yang sedang marak dilakukan oleh masyarakat dunia.
            Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh konvergensi media. Salah satu tantangannya adalah perlunya regulasi konvergensi. Regulasi konvergensi media dilakukan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan yang dikarenakan terjadi tabrakan kepentingan salah satu pihak. Persoalan pertama dalam konvergensi media adalah tidak adanya gatekepper dalam massa online membuat audience dapat menerima segala informasi tanpa di revisi atau disaring terlebih dahulu. Sedangkan seluruh segmen masyarakat dapat mengakses media konvergensi. Hal ini membutuhkan regulasi dari berbagai pihak, agar tidak terjadi penyalahgunaan informasi oleh berbagai kalangan. Regulasi terhadap media konvergensi diharapkan agar media konvergensi tidak melanggar norma yang ada. Sehingga tidak merusak generasi muda yang ada karena perkembangan teknologi yang terus menerus. Contohnya: anak-anak dapat mengakses video porno secara mudah melalui internet, hal ini dapat merusak moral anak-anak pada saat ini.
            Institusi yang paling berwenang dalam membuat regulasi media konvergensi adalah pemerintah dan negara. Hal ini di lihat dari fungsi negara sebagai regulatory dalam menjaga hubungan pasar dan negara. Di satu sisi negara memegang kedaulatan public dan di sisi lain negara berfungsi untuk menjaga efektifitas sebuah regulasi agar hubungan ideal antara negara, pasar, dan masyarakat dalam konvergensi media dapat terjalin. Sehingga masyarakat tidak di dominasi oleh media konvergensi dan masyarakat bebas dalam memilih media yang digunakan.
            Tetapi regulasi memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang cepat, tidak dapat diikut oleh regulasi. Setiap regulasi yang ditetapkan, akan muncul perkembangan teknologi yang barudan lebih maju. Sehingga regulasi tidak dapat menjangkau perkembangan teknologi yang ada. Tetapi hal ini bukan berarti regulasi tidak dibutuhkan tetapi diharapkan agar teknologi komunikasi yang baru tidak menjadi alat perusak moral dan alat yang berkuasa. Diharapkan masyarakat untuk selektif terhadap perkembangan teknologi terutama media konvergensi yang dipilih.

Referensi:
Hermawan, Anang. (2007). Tantangan Masa Depan Konvergensi Media (internet). Terdapat dalam: http://www.pustakanilna.com/intermedia/tantangan-masa-depan-konvergensi-media (Diakses 18 Maret 2011)
Maqosid, Yasir. (2008). Era Konvergensi Mizan (internet). Terdapat dalam: http://penerbitanbuku.wordpress.com/tag/konvergensi-buku/ (Diakses 18 Maret 2011).
Setiadi, Rahmad. (2007). Menyambut Konvergensi Media: Tantangan baru Media Massa (internet). Terdapat dalam : http://www.scribd.com/doc/3323133/Konvergensi-Media (Diakses 18 Maret 2011)

Rabu, 09 Maret 2011

Response Paper (The Social, Political, Economic, and Cultural Dimensions of Search Engines: An Introduction)



Sekarang-sekarang ini, Search Engine sangat ramai untuk di akses oleh para masyarakarat di dunia. Hal ini dikarenakan kemudahan pengaksesan bagi siapa saja, pemberian dan pencarian informasi apapun seperti produk, jasa, data, maupun berita-berita terbaru. Dengan adanya search engine, kita dapat menambah wawasan dengan mudah dan dapat update tentang berita baik nasional maupun internasional. Search engine merupakan online website (yahoo.com; msn.com; google.com; dan lain-lain).
Pada dimensi social, artikel-artikel berfokus pada pada dua hal yaitu pada kognitif pencari dan demografi pencari. Saya setuju dengan hal ini bahwa dimensi social cukup mempengaruhi penggunaan search engine. Bila si pencari tidak memiliki pengalaman maupun pengetahuan tentang teknik atau cara penggunaan seach engine maka akan mempersulit si pencari atau pengguna search engine. Tetapi apa bila, si pencari atau pengguna sudah memiliki banyak pengalaman dan penggunaan search engine maka akan sangat mempermudah si pencari atau pengguna.
Walaupun memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang cara atau teknik penggunaan search engine, artikel ini pun membahas bahwa banyaknya bukti yang menunjukan bahwa banyak pengguna search engine yang tidak tahu dibelakang layar search engine. Banyak pengguna yang tidak tahu bagaimana isi search engine didapatkan dan kemudian ditampilkan web-web yang dapat di lihat oleh banyak pengguna. Saya sangat setuju dengan hal ini, karena kebanyakan pengguna hanya berfokus pada informasi yang didapat tanpa peduli darimana informasi itu berasal dan apakah informasi itu benar atau tidak.
Dalam artikel ,laki-laki dan sudah dewasa lebih informasi, mengerti, memahami tentang hal di belakang layar search engine ketimbang wanita dan sudah lebih tua. Saya setuju dengan artikel ini, karena dalam dimensi budaya, dapat dilihat bahwa sebagian laki-laki interaktif dalam mencari suatu informasi, bagaimana cara kerjanya, bagaimana informasi ini ada, bagaimana dengan kebenaran informasi dibandingkan dengan wanita. Menurut saya, dalam dimensi budaya, wanita kurang interaktif dengan hal-hal belakang layar search engine, sebagian besar wanita lebih memiliki kecendurangan hanya menerima informasi dan tidak menyelidiki kebenaran informasi yang ada. Ini bukan mendominasi antara pria atau wanita, tetapi hanya dari penglihatan saya. Ada juga wanita yang interaktif terhadap belakang layar search engine tetapi menurut saya hanya sebagian kecil. Contohnya saja di jurusan IT, lebih mendominasi pria daripada wanita karena lebih banyak pria yang interaktif terhadap cara kerja program-program search engine.
Dari artikel tersebut, dilakukan penelitaan yang menghasilkan bahwa banyak individu yang menggunakan search engine tetapi tidak tahu apa itu arti search engine. Sama halnya dengan search engine, brower web juga kurang banyak dimengerti oleh orang-orang awam padahal browser web sering digunakan oleh para pengguna search engine. Browser web merupakan perangkat lunak yang menampilkan dan berinteraksi dengan dokumen di dalam server web. Contoh browser web seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, Internet Explorer. Hal ini terjadi karena banyak istilah-istilah yang jarang dipakai sehingga hanya dimengerti oleh orang-orang yang berpengalaman dalam bidang ini.
Dalam dimensi politik, banyak perusahaan yang menutupi data-data tentang layanan proprietary sehingga menyulitkan para penelitian untuk mengembangkan pengetahuan tentang search engine. Hal ini membuat para peneliti mendapatkan data dengan caranya sendiri tetapi terdapat kendala untuk mendapatkan data yang pasti karena setiap studi berbeda terhadap search engine, lokasi, dan lain-lain. Hal ini membuat para peneliti tidak bisa mendapatkan data yang signifikasi tentang layanan proprietary. Menurut saya, karena tidak adanya signifikasi data membuat para individu kurang mengerti tentang apa itu search engine maupun browser web. Sehingga individu atau pengguna cenderung hanya menggunakan tanpa mengerti. Sekarang ini, telah dimunculkan studi search engine yang memiliki standar tetapi masih kurang disosialisasikan kepada masyarakat awam.
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa orang-orang mencari informasi secara offline seperti Koran, majalah, siaran TV baru kemudian secara online. Saya kurang setuju dengan hal ini, karena melalui perkembangan teknologi yang ada, banyak orang mencari informasi secara online karena lebih mudah dan actual. Menurut saya, media seperti Koran; majalah; siaran TV hanya digunakan untuk sebagai penghibur. Hal ini dikarenakan secara online terdapat kepraktisan, kemudahan, keefesiensian tersendiri untuk mencari informasi. Ada penelitian lain yang menyatakan bahwa terdapat dimensi ekonomi pengguna dan pengalaman dengan internet dalam mencari informasi. Penelitian ini mengatakan bahwa pengalaman dapat mengalahkan orang-orang yang berpendapatan dan pendidikan tinggi. Saya kurang setuju dengan hal ini karena orang-orang yang berpendapatan dan pendidikan tinggi dapat menambah pengalaman dan dapat mengikuti terus perkembangan teknologi yang ada. Kalau orang-orang berpendapatan dan pendidikan rendah akan sulit menambah pengalaman dan mengikuti perkembangan teknologi. Menurut saya, pengalaman dan latar belakang ekonomi berjalan seiringan dalam mendapatkan informasi.
Orang-orang menggunakan media secara online untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga diperlukan search engine dengan pelayanan yang bagus untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut. Terdapat perbedaan pelayanan pada setiap search engine misalnya google yang lebih kepada topic yang professional dan berbeda dengan yahoo; Ask; MSN. Sehingga terdapat perbedaan karakteristik pengguna setiap search engine. Saya setuju dengan hal ini, karena dengan pelayanan yang mudah dimengerti dan baik dapat menarik minat penggunanya. Seperti google, search engine ini memiliki pelayanan yang bagus dan mudah dimengerti sehingga banyak digunakan orang-orang. Sehingga google merupakan search engine yang menduduki pangsa pasar yang paling besar.
Pada era digital ini, search engine sangatlah penting untuk mendapatkan informasi. Untuk mempermudah mengakses informasi maka dibutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang search engine. Dengan kemajuan teknologi, Search engine dapat dijadikan studi dan penelitian.


Referensi:

Arifin, Adi. (2010). Pengguna Search Engine Meledak di Akhir 2009 (internet). Terdapat dalam: http://www.seobali.com/2010/01/26/penggunaan-search-engine-meledak-di-akhir-2009/ (Diakses 10 Maret 2011).
Wikipedia. (2011). Mesin Pencari (internet). Terdapat dalam: http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_pencari (Diakses  10 Maret 2011).
Wikipedia. (2011). Penjelajah Web (internet). Terdapat dalam: http://id.wikipedia.org/wiki/Penjelajah_web (Diakses 10 Maret 2011).